Jumat, 26 Agustus 2016

Botani dan Morfologi Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elais guineensis Jacg) merupakan tanaman perkebunan tropis. Tanaman kelapa sawit di perkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat namun ada juga yang menyatakan dari Amerika Selatan yakni Brazilia. Spesies Elaeis melanococca di duga berasal dari Amerika Selatan dan Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Fauzi, dkk. 2002). Tanaman kelapa sawit diduga berasal dari Brazilia, Amerika Selatan karena ditemukan banyak spesies kelapa sawit di hutan Brazilia dibandingkan Afrika (Sastrosayono, 2003). Benih kelapa sawit pertama kali di tanam di Indonesia pada tahum 1984, yaitu yang berasal dari Meutrius, Afrika. Sedangkan perkebunan kelapa sawit pertama kali dibangun di Tanah Hitam, Hulu Sumatra Utara oleh Schadt pada tahun 1911 (Hartanto, 2011).
            Menurut Zeven (1965), taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermathophyta
Sub divisio :  Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Familia :Palmaceae
Sub familia : Cocoldeae
Genus : Elaeis
Spesies : Elais guineensis Jacg.

Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan ke samping. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping, akar ini akan bercabang menjadi akar sekunder yang mengarah ke atas maupun ke bawah yang berkembang lagi menjadi akar tresier dan seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8–16 meter secara horizontal (Hartanto, 2011). Fungsi utama akar tersebut diantaranya untuk (1) menunjang struktur batang di atas tanah, (2) menyerap air dan unsur-unsur hara dari dalam tanah, dan (3) sebagai salah satu alat respirasi (Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia, 2010).
Pohon kelapa sawit mengalami pertumbuhan dengan pertambahan tinggi berkisar 35-75 cm per tahun, sehingga pada umur 25 tahun ketinggian tanaman mencapai 15-18 m (TAMSI, 2010). Secara geris besar batang kelapa sawit tidak mempunyai kambiun dan umumnya tidak bercabang. Pada tanaman muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh daun. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkat bahan makanan (Fauzi, dkk. 2002).
Daun kelapa sawit membentuk susunan dan biasa disebut daun majemuk yang bersisip dan bertulang sejajar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7,5–9 m dengan jumlah anak daun tiap pelepah berkisar 250–400 helai. Setiap bulannya akan tumbuh dua lembar daun. Helaian daun makin lama makin erat sehingga semakin lama daun akan semakin melengkung ke arah bawah. Daun yang tua akan semakin menutup sehingga daun yang paling muda akan ternaungi oleh daun yang berada di atasnya. Kedudukan daun pada batang dirumuskan dengan rumus daun (phytalotaxi 3/8) yaitu pada setiap tiga putaran terdapat delapan daun. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm/helai (Sastrosayono, 2003).
Bunga kelapa sawit mulai muncul pada saat tanaman berusia tiga tahun. Bunga jantan tanaman kelapa sawit berbentuk lonjong sementara bunga betina berbentuk agak bulat. Bunga jantan dan betina pada kelapa sawit berada pada satu pohon (monocious diclin) namun memiliki waktu pematangan yang berbeda sehingga jarang terjadi penyerbukan sendiri. Penyerbukan yang terjadi pada kelapa sawit lebih sering terjadi penyerbukan silang (cross pollination) (Hartanto, 2011).
            Buah kelapa sawit (fructus) pertama kali dapat dipanen ketika tanaman beumur 3.5 tahun. Jika dihitung mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap dipanen kurang lebih 5-6 bulan. Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan 20-22 tandan/tahun. Tanaman yang semakin tua produktivitasnya akan menurun menjadi 12–14 tandan/tahun. Jumlah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1.600 buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-25 gram/buah. berat tandan pada tahun pertama sekitar 3-6 kg, tetapi semakin tua berat tandan bertambah yaitu 25-35 kg/tahun (Fauzi, dkk. 2002). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri atas tiga lapisan yaitu eksokrap (kulit buah berwarna kemerahan dan licin), mesokrap (serabut buah) dan endocarp (cangkang pelindung) (Pardamean, 2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar